Bulan Maret, Kapitalisasi revolusi di Kesultanan Langkat

RUMAH INTUISI - Sang Pujangga diarak-arak di tiang maut. Dengan sebilah pedang Tajam, tebasan sang abdi Dalem, ia tersungkur bersimbah darah tanpa kepala.
Narasi di atas merupakan gambaran yang kerap dibaca dalam beberapa karya tulis yang menceritakan revolusi sosial di tanah Langkat.
Teks tentang bagaimana perih dan kejamnya eksekusi mati sang Martir, Amir Hamzah. Bulan Maret adalah peristiwa perih yang tak terlupakan, khususnya para keluarga Sultan Langkat.
Semacam Maklumat, secara tidak langsung meluluhlantakan kedigdayaan Swapraja para kesultanan di Semenanjung Pantai Timur Sumatera Utara.
Salah satu yang terparah adalah Kesultanan Langkat. Amir Hamzah salah satu Pangeran terbaik harus menjadi korban dan martir atas nama revolusi.
Sebenarnya bukan itu, bukan itu yang menjadi mengapa peristiwa Revolusi itu adalah hal yang urgen harus dibahas. Bukan ketokohan Amir Hamzah yang sampai saat ini masih merupakan kajian yang amat misterius.
Apakah dia penyair, Pahlawan, Sastrawan nan Religius atau sekedar Pemuda Bucin yang hanya kegalauan saja menjadi tema besar karya-karyanya.
Yang paling penting yang harus dituntaskan dalam setiap kajian dan pembahasan peristiwa revolusi khususnya di kesultanan Langkat adalah, Revolusi itu sendiri.
Secara Aksiologis, Revolusi melihat serta menginginkan tatanan politik sosial pemerintahan Kesultanan Langkat yang feodalis runtuh diganti dengan republik yang merupakan representasi dari Negara maju saat itu.
Sementara itu, pasca Proklamasi, Konsep republik belum dengan serius menemukan bentuknya yang benar-benar representatif dari keseluruhan rakayat Indonesia.
Kepentingan Kelompok Kiri, Sosialis Komunis, Sosialis Marxis, dan kawan-kawannya menginginkan Indonesia seperti negera Sosial, sama rata dan sama rasa dan menempatkan urusan Ketuhanan pada wilayah personalitas.
Orang-orang Kelompok Kanan, Negara Islam Indonesia, Kelompok -kelompok Islamis, menginginkan Negara Indonesia ini adalah negara Teokrasi berdasarkan Islam yang merupakan agama yang paling banyak memberikan kontribusi atas kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kepentingan Feodalis Monarkis, raja-raja kecil dan para Sultan yang secara malu-malu atau terang-terangan menginginkan adanya Swapraja di dalam pemerintahan Republik Indonesia yang setidaknya mempertahankan beberapa aset-aset mereka.
Semuanya itu hadir secara bersamaan dan harus dengan sesegera mungkin dituntaskan dalam sebuah kalimat Sakti yang syarat akan makna yang tersirat, yaitu pada teks Proklamasi
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll. dilakukan secara seksaam dalam tempo yang sesingkat-singkatnya"
Naskah proklamasi itu merupakan teks yang amat sakti. sebagai Tanda bahwa mulai dibacakannya, bangsa Indonesia secara de Facto telah merdeka.
Sebagai tanda secara tersirat bahwa, Runtuhkan Hegemoni para Raja-raja kecil dan bangsawan itu, mereka Kontra revolusi! Bekuk dan Hantam Jihadis-jihadis yang menginginkan Negara Islam itu, Mereka Kontra Revolusi!
Hidup Revolusi! Hidup Revolusi!
Sang Penyair pun diam dalam pusaranya, tiap tahun ia menyaksikan pagelaran Deklamasi Puisi-puisi besutannya, Indah dan asyik memang di dengar.. Tapi Perih dirasanya!
Sekali lagi, Hidup Revolusi!!!!!
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
RUMAH INTUISI - Minggu, 16 Februari 2025 tepat pukul 13.30 Waktu Malaysia, rombongan Institut Jamiyah Mahmudiyah mendarat di Bandara Kuala
Lebih Detail
Kunjungan PJ. Ketua TP PKK Langkat Di Desa Percontohan Kategori Posyandu Di Desa Teluk Bakung.
Tanjung Pura, Ibu Ny. Uke Retno Faisal Hasrimy selaku Pj. Ketua TP PKK Kabupaten Langkat melakukan kunjungan dan Pembinaan Desa Percontohan Kategori
Lebih Detail
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
RUMAH INTUISI - agaknya, akhir-akhir ini Roda Kemakmuran kapitalis dikendalikan oleh setumpuk kebencian. Cobalah tengok kasus-kasus viral belakangan ini. Bagaimana proses
Lebih Detail
Menjadi santri pelayan haji; sebuah Catatan akhir
RUMAH INTUISI - minggu, 9/06/24 tepat kloter 25 yang merupakan kloter terakhir dari jamaah haji Embarkasi Medan Sumatera Utara tiba di
Lebih DetailBlog Terkini

Tenang "Dalam Hati"

Muh. Zuhaili: Cahaya Alquran di Singapura

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |