Pendidikan Di Langkat: Sepinya ruang Baca

OPINI INTUISI - Sambil menunggu Istri mengerjakan keperluannya di kantor Dinas Pendidikan, Aku melihat di sebelah kiri jika melewati ruang tengah yang merupakan ruang awal jika berkunjung di kantor itu, ada semacam ruangan tunggu untuk orang-orang yang sedang berurusan di kantor tersebut.
Aku duduk dan melihat ada semacam stelling yang berisikan beberapa buah koleksi buku-buku bacaan, mulai dari koran, majalah dan buku bacaan. Kelihatannya ruang itu adalah ruang baca.
kubuka steling itu, pandanganku menyisiri koleksi-koleksi buku yang memadai, tidak banyak dan tak cukup untuk sekedar menjadikan ruang itu di sebut pojok baca. lebih kurang lima belas menitan ku duduk disitu, hanya aku dan satu orang bapak-bapak duduk di depanku itupun dia disibukkan dengan ponsel pintarnya.
Orang-orang lalu lalang di sana, duduk di pojokan, dibangku panjang, ada yang berkelakar dengan temannya menghabiskan waktu sambil menunggu hajatnya tertunaikan di kantor tersebut.
Tak satupun mereka tertarik dengan kumpulan buku yang bertengger di steling itu. Kubuka pintu steling, tumpukan buku itu sedikit berdebu, bukunya masih rapi dan baru seperti tidak pernah tersentuh tangan sedikitpun.
Pemandangan itu semacam Paradoks, di setiap kantor-kantor pasti ada ruang baca yang juga berfungsi sebagai ruang tunggu, dan suasana juga sepi seperti di kantor ini.
Yang membuatku tertarik untuk menuliskan realitas ini, suasana yang dialami ini terjadi di Kantor Dinas Pendidikan, tempat dimana rumusan-rumusan, konsepsi dan penyelenggara Pendidikan untuk merancang manusia beradab berkumpul di tempat ini.
Membaca adalah kegiatan inti dalam proses transfer pengetahuan dan nilai-nilai peradaban. Ruang Baca merupakan hal yang amat urgen yang seharusnya menjadi ramai dalam arus aktifitas literasi di kantor ini.
Tapi nyatanya ruangan itu sebagai tempat tunggu, tak lebih dari itu, setling buku tersebut jarang dibuka apalagi diminati bagi para penghuni kantor yang harusnya mereka adalah tokoh intelektual dalam penyelenggaraan Pendidikan yang baik di kabupaten Langkat.
Miris! mudah-mudahan Generasi Langkat cerdas entah bagaimana caranya, apakah bisa tanpa membaca? mengandalkan Ilmu pengetahuan artifisal? Wallahu A'lam
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
RUMAH INTUISI - Minggu, 16 Februari 2025 tepat pukul 13.30 Waktu Malaysia, rombongan Institut Jamiyah Mahmudiyah mendarat di Bandara Kuala
Lebih Detail
Kunjungan PJ. Ketua TP PKK Langkat Di Desa Percontohan Kategori Posyandu Di Desa Teluk Bakung.
Tanjung Pura, Ibu Ny. Uke Retno Faisal Hasrimy selaku Pj. Ketua TP PKK Kabupaten Langkat melakukan kunjungan dan Pembinaan Desa Percontohan Kategori
Lebih Detail
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
RUMAH INTUISI - agaknya, akhir-akhir ini Roda Kemakmuran kapitalis dikendalikan oleh setumpuk kebencian. Cobalah tengok kasus-kasus viral belakangan ini. Bagaimana proses
Lebih Detail
Menjadi santri pelayan haji; sebuah Catatan akhir
RUMAH INTUISI - minggu, 9/06/24 tepat kloter 25 yang merupakan kloter terakhir dari jamaah haji Embarkasi Medan Sumatera Utara tiba di
Lebih DetailBlog Terkini

Tenang "Dalam Hati"

Muh. Zuhaili: Cahaya Alquran di Singapura

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |