Rekontruksi Pendidikan Kritis Sejak Dini; Esensi dari Merdeka belajar

RUMAH INTUISI - Dalam sebuah buku yang pernah diibaca, bobroknya pendidikan bangsa ini salah satu penyebabnya adalah pendidikan dibiarkan saja menghasilkan para murid yang berpengetahuan secara dogmatis. Psikomotorik yang dititikberatkan oleh para guru kepada peserta didik menghasilkan lulusan sarjana atau peserta didik yang mempunyai skill siap kerja untuk setidaknya menambah deretan-deretan daftar pelamar pekerja dalam dunia yang kapitalistik.
Pendidikan juga dalam skenarionya mendesain peristiwa tranfer of Knowlerdge tanpa menimbang kemampuan potensi serta kecenderungan Azali peserta didik yang justru bersifat multikultur. Sebuah adagium mengatakan, Jangan ajari Ikan memanjat pohon. Bagaimana anak-anak pesisir diperintahkan belajar tekhnik dasar komputarisasi, sementara hari-hari mereka dihadapkan dengan deras ombak laut, membantu orang tua mereka mengutip kerang dipantai.
Bagaimana mereka mau belajar komputer sementara di sekolah tidak tersedia unit komputer untuk bahan praktik. alih-alih komputer di sekolah, lampu listrik pun mereka baru dapatkan setelah beberapa tahun yang lalu, misalkan!.
Ini potongan cerita, sepotong Opini yang merupakan potret tidakmerata nya pendidikan yang berkualitas di negeri ini. atau pendidikan yang belum terkonsep dengan memadai yang harusnya berorientasi kemampuan dan kearifan lokal. Pendidikan diperkotaan tentunya memiliki perbedaan yang jauh dari pendidikan yang ada di desa.
jika ini tidak dipikirkan dengan serius, tiap tahun pendidikan di kedua fragmen yang berbeda ini kerap menciptakan jurang yang lebar antara keduanya. Orang-orang di desa yang memiliki ekonomi di bawah rata-rata berhak juga mendapatkan pendidikan yang berkualitas, sama seperti anak-anak juragan kaya yang ada desa yang harus belajar di kota demi mendapatkan pendidikan brkualitas.
Lantas, bagaimana orang miskin di desa mendapatkan pendidikan yang berkualitas?. Sementra para guru diribetkan dengan sekelumit adminitrasi pendidikan, aplikasi yang harus diisi yang kalau dapat dikatakan tidak sesuai dengan keadaan sosial psikologis keseluruhan warga belajar terutama yang berada di desa.
Pendidikan ketauladanan, Learnng by Doing dan melatih diri sebagai patron dan jargon untuk ditiru dan digugu yang seharusnya lebih ditingkatkan secara stimulan dan serius. kursus kecakapan, latihan kepemimpinan semacam Character Building perlu ditingkatkan selain dari kemampuan akedemik para guru. karna yang hilang dari kita bagian dari bangsa ini adalah karakter baik. dan karakter itulah yang semakin hilang dari citra seorang guru hari ini. Inilah sebenarnya esensi dari Merdeka Belajar!
Tinggalkan Komentar
Tambah Komentar
Blog Terkait

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
RUMAH INTUISI - Minggu, 16 Februari 2025 tepat pukul 13.30 Waktu Malaysia, rombongan Institut Jamiyah Mahmudiyah mendarat di Bandara Kuala
Lebih Detail
Kunjungan PJ. Ketua TP PKK Langkat Di Desa Percontohan Kategori Posyandu Di Desa Teluk Bakung.
Tanjung Pura, Ibu Ny. Uke Retno Faisal Hasrimy selaku Pj. Ketua TP PKK Kabupaten Langkat melakukan kunjungan dan Pembinaan Desa Percontohan Kategori
Lebih Detail
Menelusuri Akar dari kebencian, Gus Miftah dan Sunhaji
RUMAH INTUISI - agaknya, akhir-akhir ini Roda Kemakmuran kapitalis dikendalikan oleh setumpuk kebencian. Cobalah tengok kasus-kasus viral belakangan ini. Bagaimana proses
Lebih Detail
Menjadi santri pelayan haji; sebuah Catatan akhir
RUMAH INTUISI - minggu, 9/06/24 tepat kloter 25 yang merupakan kloter terakhir dari jamaah haji Embarkasi Medan Sumatera Utara tiba di
Lebih DetailBlog Terkini

Tenang "Dalam Hati"

Muh. Zuhaili: Cahaya Alquran di Singapura

di Balik kisah Rihlah ilmiah Institut Jamiyah Mahmudiyah
Menu
Hubungi Kami
KOMUNITAS LITERASI PERADABAN
|
Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Sumatera Utara - 20853 |
|
081360424202 |
|
muhammadsangbintang@gmail.com |